Tuesday, September 16, 2008

Kiat sukses bekerja di rumah

Ada email dari dini shanti yang menjawab pertanyaan di mailist tentang Kiat Sukses Kerja di Rumah , kiatnya simple banget kok..., tapi kuncinya ada pada "For the Love of the business and Commitment"
Bisnis Bareng Dini Shanti

---------------
kiat2 untuk bekerja di rumah

kiatnya? hmmm...
mimpi, pengen, tujuan....
dari awal dulu, aku bermimpi untuk bisa di rumah terus, ga usah ke kantor
dari awal dulu, aku pengen banget bisa kerja di rumah
dari awal dulu, aku menetapkan tujuan agar aku bisa mencapai mimpi dan keinginan ku tsb..

fokus, konsisten, belajar terus, pantang menyerah...
tanpa aku sadari, akhirnya jalannya adaaaaaaa aja....
satu ketutup, 2 lain kebuka...
satu gagal, 3 lain ada lagi
satu tersendat, selalu ketemu jalan keluarnya...

udah beberapa kali loh, 'bisnis' ku di tutup sepihak atau tidak bisa di jalankan lagi...
coba kalau pada saat itu aku berhenti dan menyerah...
yah ga mungkin aku ada di sini sekarang hehe...

selalu mau lebih...
dapet penjualan satu, mau dua
dapet penjualan 10, mau 20

selalu 'ngiri' sama orang lain
mereka bisa, masa aku ga bisa?
aku harus bisa...

start small, grow bigger...
fokus kerjain satu jenis dulu.. kalau sudah berjalan sendiri baru pindah / nambah ke jenis kerjaan / bisnis lain...

puterin uang hasilnya untuk sesuatu yang lebih besar..
awalnya aku juga tanpa modal kok..
keuntungan jualan mainan kayu aku jadiin modal lasagna
keuntungan lasagna jadi modal m.lm aromaterapi
keuntungan m.lm aromaterapi aku jadiin modal affiliate online ini dan itu
terussss aja di puterin...
setelah mencapai titip kepuasan, baru deh hasilnya beli ini beli itu hehe...

tapi jangan lupa, setiap ada keuntungan, treat yourself....
walau hanya sebuah ice cream cone mc donald...
paling ngga kita nya jadi merasakan hasil jerih payah kita...

jangan malu bertanya, jangan malas nyari informasi, jangan malas belajar...
ingat mimpi nya!

ga seru kiat2nya? pengennya denger yang lebih bersifat teknik yang bisa di praktekkan?
yang teknikal itu bisa di pelajari sendiri kok
yang penting mind set nya... ini yang sering di lupakan orang...

ga hanya di bisnis m.lm, di bisnis apa pun... mind set harus dibentuk dulu kalau mau sukses....

good luck
Dini Shanti

....

Lehman Brothers & Merril Lynch TKO

Tentunya kira sudah mendengar berita buruk tentang pernyataan bangkrut oleh ”Lehman Brother” dan diakuisisinya “Merril Lynch” sebagai dampak kegagalan mereka untuk memenuhi hutang2 jangka pendek mereka. Merril Lynch dibeli oleh Bank of America dengan harga yang murah padahal mereka adalah One of the Market Leader in Investment Banking. Kemudian, sebagai tambahan informasi bahwa Lehman Brothers sudah berdiri lebih dari 150 tahun. Jadi kurang bonafid ada kedua Institusi Keuangan tersebut. Toh collapse juga.

Ada pemikiran sedikit saja, toh terjadinya di Amerika...jauh man, toh Gue gak ada hubungan transaksi sama sekali dengan mereka dan tidak punya transaksi off shore di Amerika/Europe. Aman aman.

Ntar dulu, Gimana dengan kondisi keuangan Indonesia, BUMI yang punya potential rugi besar dalam transaksi dengan Herald, harga minyak yang turun mendadak, apakah ini berita baik/buruk. Harusnya baik ya.... Coba pikir dulu sebelum ngomong. Harga Premiun, LPG, Batubara untuk sementara tidak naik lagi jadi paling tidak selama 1 tahun Premium tetap di angka 6000. Jadi Biaya Rumah tangga dijamin tidak naik. Pikir lagi....

Harga saham2 di BEI turun drastis sampai hampir 40% dari nilai 2 bulan lalu. USD mencapai Rp 9450 / 1 dollar. Tingkat BI rate sudah naik dari 8% menjadi 9,25 dan ada kemungkinan untuk naik lagi. Pikir lagi...apa ini berdampak pada gue?
Ternyata ada lho dan significant, nilai saham gue di bursa melorot lebih dari 30%, bunga KPR gue naik dari 11% ke 14%. Berarti Nilai Kekayaan gue akan turun lebih dari 30%. Gimana nih, Kaya Raya belum kok udah turun 30% hihi.

Untung masih ada bisnis bersama Dini Shanti ya he he. Biaya operasional dbc network pastinya tidak berdampak besarkan karena ”water fountain or Streams of Income dari bisnis ini ternyata berbeda banget dengan yang ada di pasar keuangan. Streams of Income DBC ada pada Entrepreneurship & IT, yaitu Internet Marke.ting + M.L.M.
Thanks DBC Network.

Salam Antusias

Ali Indradjit

Sunday, July 13, 2008

Very Good Living as a Writer

Menjadi seorang Penulis sebagai sebuah jalan hidup pastilah tidak mudah. Seperti Profesi yang lainnya, seorang Penulis harus memiliki comitment, passion dan persistent. Jennie S Bev akan menulis sebuah buku yang topiknya tentang Bagaimana memiliki kehidupan yang bagus (very well income) dengan menjadi seorang Penulis. Salah satu profesi yang bisa dilakukan dalam Small Office & Home Office adalah sebagai Writer. Oleh karena itu I am interested in this Book. Ada beberapa Hints yang perlu dipersiapkan.:

  • Be financially literate.
  • Be niche literate.
  • Be digitally literate.
  • Be realistic and don’t be that stubborn with idealism.
  • Be marketing literate.
  • Be your own publicist and horn tooter.
  • Be a good mentor to readers.
  • Be ready to be rejected and be underestimated.
  • Be unique.
  • Above all, be brave to make life changing decisions.

Buku tersebut akan saya tunggu dalam terjemahan Indonesianya.

Sukses buat Jennie S. Bev & her book.

http://elalo.wordpress.com

Wednesday, February 20, 2008

Sewakan or Bisnis sendiri

A few months ago, i remake my home into 3 part. My home with my kid, two rooms for my business & a single room for my office. That was a plan and we did it. After "the remaking" has completed, i was in the middle of confussion about renting all the room to someelse and just earning rental fee because the remake took a lot of money.

  1. Bila disewakan semuanya mungkin saya akan earn sebesar 75 juta per tahun at least, but i have to rent another place.
  2. Bila sesuai dengan rencana, maka saya harus develop sebuah business yang pastinya harus profitable. Tidak boleh rugi sama sekali
  3. Looking for some busines partner that existing already. But i have to look carefully, since the business will be in our house. The business should be accepted in the neighbourhood, should not threat my family, not so many people etc etc.

Then we decided to accep a friend who is a doctor as well as akupunktur. Pasiennya masih bisa dihitung dengan jari per harinya. Tapi lumayan lah, karena semua berjalan dengan lancar. Sedang yang single room akan dihuni oleh seorang karyawan yang akan mondok.

Nah salah satu tujuan awalku sudah tercapai, yaitu memiliki Small Office Home Office di Jakarta. Semoga pilihan ini adalah yang terbaik yang digariskan untuk saya sekeluarga.

Norick http://akupuntur.info/

Thursday, January 24, 2008

Franchise Based Business

Komparasi dengan Amerika Serikat (Majalah Duit)
Kolom Solusi dari Seberang oleh Jennie S. BevMajalah Duit bulan September 2007
(Artikel di bawah adalah versi asli yang belum diedit.)

Bicara soal franchise, memang Amerika Serikat jagonya. Hampir mustahil tidak melihat franchise-based businesses di sepanjang jalan di lima puluh negara bagian mana pun. Segala macam fast food (macam McDonald’s), pusat kebugaran (berbagai fitness center), toko-toko kelontong murah meriah (macam Seven Eleven), bahkan jasa broker real estate (macam RE/MAX), dan jasa penyiapan pajak perorangan (macam Jackson Hewitt Tax Center dan H&R Block), pasti terlihat dengan mudah dari jalan tol. Undoubtedly, the United States is the franchise capital of the world.

Dari berbagai jenis franchise-based businesses ini, jelas tidak semua biaya awalnya sama. Ada yang ribuan sampai dengan ratusan ribu dollar AS. Ada yang padat teknologi, padat kapital cair, padat karya, sampai dengan padat sistem. Tinggal pilih sesuai dengan keadaan kantong, sumber daya manusia, dan sumber daya lain-lainnya.

Di Indonesia, akhir-akhir ini franchise-based businesses juga sedang marak. Malah ada beberapa jenis bisnis yang tidak bisa dijumpai di Amerika Serikat yang ternyata merupakan bisnis yang cukup menguntungkan dan mudah dijalankan di Indonesia, misalnya toko penjual barang-barang perabotan dapur dan pecah belah yang murah meriah.

Selain itu, tampaknya franchise-based business di setiap negara sangat erat hubungannya dengan keadaan di masyarakat tersebut. Misalnya, di Amerika Serikat, jasa penulisan (atau penyiapan) pajak perorangan merupakan salah satu jenis franchise-based business yang sangat diminati, karena memang setiap orang tanpa pengecualian adalah para wajib pajak. Bahkan Internal Revenue Service (semacam Departmen Perpajakan) sangatlah ditakuti oleh setiap warga Amerika, bahkan jauh lebih ditakuti dibandingkan dengan para polisi. Ada pepatah begini, “Lebih baik pintu diketuk oleh seorang polisi daripada oleh IRS agent.” (Seperti diketahui, sekali tertangkap menggelapkan pajak di negara maju seperti Amerika Serikat, biasanya penalti dan hukumannya tidak tanggung-tanggung, dari ribuan sampai jutaan USD. Sangat mencekik leher, biasanya jauh lebih tinggi daripada jumlah yang digelapkan.)

Tidaklah mengherankan apabila ternyata franchise jasa-jasa penyiapan pajak perorangan sangatlah diminati. Menurut majalah Entrepreneur, franchise ringan biaya nomor satu tahun 2007 adalah Jackson Hewitt Tax Service. “Ringan” biaya tampaknya dari perspektif Amerika, karena membutuhkan biaya awal USD 50 sampai 100 ribu.

Untuk franchise-based business yang membutuhkan biaya awal di bawah USD 20 ribu di daftar 2007 Low-Cost Franchise tersebut adalah Jani-King Commercial Cleaning Service dan Bonus Building Care. Keduanya hanya memerlukan ribuan sampai belasan ribu USD saja. Dan uniknya, keduanya adalah jasa cleaning service, alias pembersihan gedung, kantor, dan rumah.

Kedua jenis bisnis di atas tampaknya kurang begitu diminati di Indonesia, karena dua hal utama.
Pertama, walaupun di era baru ini Indonesia sudah lebih menegakkan perpajakannya, masih banyak sekali warga Indonesia yang belum menjadi wajib pajak karena satu dan lain hal. Juga, mayoritas warga yang berpenghasilan pas-pasan, mungkin dirasakan “kurang manusiawi” untuk ditagihkan pajak. Jadi, bisa dibilang belum begitu menggema kebutuhan akan jasa tersebut.

Kedua, jasa pembersihan gedung, kantor, dan rumah alias jasa professional cleaning service mungkin dirasakan kurang diperlukan karena tampaknya para pemakai jasa ini masih berkumpul di pusat-pusat kota besar saja. Juga, tidak seberapa sulit bagi para pengelola properti untuk mempekerjakan jasa janitor secara langsung, apalagi dengan prinsip “padat karya” yang banyak sekali digaungkan beberapa waktu yang lalu serta dengan tingginya angka pengangguran.

Berbicara soal bisnis pada umumnya di Tanah Seberang, cukup banyak bisnis yang merupakan perpanjangan tangan dari regulasi di mana masyarakat diwajibkan untuk menggunakannya. Dua contohnya adalah jasa broker properti dan jasa asuransi.

Tidaklah mengherankan apabila franchise-based businesses yang berkecimpung di dalam brokering jual-beli properti semacam RE/MAX, Prudential, dan Century 21 sangat maju perkembangannya. Ini disebabkan antara lain karena rumitnya proses jual-beli properti (baik korporat maupun perorangan) di Seberang. Dari proses pengecekan skor kredit (FICO credit score), promosi, appraisal, perpindahan tangan yang melibatkan begitu banyak pihak (escrow, real estate lawyer, county, seller’s agent, buyer’s agent, loan agent, lending bank, dll), hingga penandatangan pemindahtanganannya.

Proses jual-beli properti berbelit-belit demikian sangat memerlukan bantuan dari para broker, sehingga sekali lagi regulasi memberikan insentif bagi para pelaku bisnis, termasuk yang franchise-based. Ini merupakan salah satu contoh yang baik bagi franchise business yang sangat mengandalkan sistem. Formulir-formulir baku dan workflow yang unik bagi bisnis ini merupakan value-added yang sangat diminati oleh para franchisee.

Contoh jelas berikutnya adalah kewajiban mengasuransikan setiap mobil, setiap properti, dan setiap bisnis yang dimiliki oleh seseorang maupun entitas tertentu. Jika di Indonesia mengasuransikan ketiga hal tersebut bukanlah merupakan keharusan, di Seberang ini adalah kewajiban, seperti juga wajib membayar pajak bagi setiap orang yang mempunyai pemasukan, seberapa besar maupun kecilnya.

Ada beberapa latar belakang mengapa asuransi merupakan kewajiban. Salah satu yang paling utama adalah tingginya nilai jiwa manusia, sedemikian tinggi sehingga tidak bisa dinilai dengan mata uang. Misalnya, apabila terjadi kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa, maka pihak penyebab harus membayarkan ganti rugi bernilai jutaan USD. Ini hanya bisa dimungkinkan bagi masyarakat berpendapatan sedang dengan mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi yang digunakannya. Tentu saja kewajiban mengasuransikan kendaraan ini tidak wajib bagi mereka yang beraset beberapa juta dollar, namun mereka ini jelas adalah minoritas di dalam masyarakat.

Selama ini bisnis asuransi lebih banyak dijalankan dengan sistem lisensi, bukan dengan sistem franchise, karena memerlukan insurance license bagi pemegang lisensi bisnis asuransi. Bisnis asuransi sendiri merupakan bisnis yang highly regulated karena menyangkut hajat hidup orang banyak. (Ini bisa kita jadikan komparasi karena pada dasarnya franchise business sendiri merupakan salah satu bentuk lisensi.)

Sebagaimana setiap negara mempunyai permintaan (demand) dan iklim bisnis serta hukum (business and legal environments), demikian pula Indonesia dan Negeri Seberang. Franchise-based businesses mempunyai tempat yang berbeda di setiap environment. Jika di Amerika Serikat demand tidak hanya bersifat alami (natural demand), namun ada juga demand yang berasal dari regulasi. Dalam hal ini, franchise-based businesses di Indonesia lebih alami karena lebih terpengaruh oleh pasar dan permintaan dari konsumen. []

Jennie S. Bev adalah periset bisnis dan penulis lebih dari 70 buku elektronik dan cetak di Indonesia, AS, dan Kanada